Sabtu, 28 Juni 2014

Keluarga greget chapt 1

Suatu hari disebuah desa yang sejuk dan damai hiduplah sebuah keluarga kecil.
Dari deretan rumah yang berada disekitar kompleks didesa itu hanya rumah yang disinggahi keluarga itulah yang paling ramai dan heboh.

Para tetangga tetangganya menjuluki keluarga itu dengan nama "keluarga greget"

Anggota keluarga itu terdiri dari sepasang suami istri yang gilanya minta ampun mengejek satu sama lain tetapi mereka saling menyayangi satu sama lain.

Anak pertama bernama mikey yang terkenal dengan julukan "king of hentai".
Anak kedua bernama Angie yang suka membaca dan membuat cerpen, dan anak paling kecil bernama Irene anak yang polos dan baik.

Yang mempunyai sifat gila atau greget tingkat dewa yang sama dengan kedua orang tua mereka yaitu Mikey sehingga jika berbicara dengan Mikey harus puter otak dahulu

"Mom, dad i want naik brum brum brum" kata Mikey sambil memperagakan menaiki sesuatu.

"hah? apa?" kata momnya gak conect dengan apa yang dibicarakan anak pertamanya ini.

Tiba tiba munculah Dadynya dari arah belakang.

"Ooo...mau naik becak?" sambar Dady seperti petir #alaymodeon

Mikey menggeleng kesal dan merasa frustasi.

"mau naik sekuter ya?" kata Angie menebak yang sudah pasti asal asalan

"Bukan" triak Mikey frustasi

"Terus apa dong?" tanya Dady sambil nyengir.

"Sepeda montor bukan?" kata Irene yang muncul dari belakang tubuh kakanya sambil menunjukan muka polos nan imutnya.

"Tuh Irene aja pinter masa kalian kagak" kata Mikey kesal sehingga kata katanya terdengar tidak sopan.

"Hey big bro gak boleh gitu gak sopan" kata Irene menasehati.

"Bodo amat" kata Mikey kesal.

"Oke oke dady bakal beliin kamu sepeda ontel deh biar kamu seneng" kata Dady nyengir kearah Mikey.

Mikey kontan sebal dengan gurauan ayahnya itu, ia mengambil bantal terdekat dan melemparkan bantal itu kearah ayahnya. Akhirnya keluarga itu perang bantal.
Akibatnya suara triakan mereka terdengar di rumah sebelah mereka.

Tetangga mereka itu bisa dikatakan keluarga yang suram, karena selama ini mereka tidak pernah melihat keluarga itu berinteraksi satu sama lain. Walaupun mereka berinteraksi hanya sebatas say hello or memarahi anak anaknya.

Saat Mikey menatap jendela rumahnya yang berhadapan langsung dengan kamar Anak tetangganya itu ia menatapnya, tentu saja Mikey melakukan itu setelah berhasil dari perang bantal greget.
Ia melihat seorang anak laki laki seumuran dengannya melamun seperti meratapi nasib.
Sempat terbelit rasa kasihan pada ank itu di hati Mikey.

Rupanya anak tetangga itu sadar dari lamunannya dan memergoki Mikey sedang menatapnya.
Semakin Mikey perhatikan wajah anak itu mirip seperti mahluk planet lain.

"Apa lo liat liat?!" kata suara garang dr ujung sebrang sana.

"Ehh sapa yang ngeliat lu GR banget jadi orang! emang siapa lu? orang yang harus diketaui seluruh dunia? enggak layaw" saut mikey dengan ketus.

"Lu gak tau gue? Omg...hello gue tuh anak terkaya dikompleks ini" kata anak itu lebay
"Well to the well well well buat anak rendah kayak lu gue beri pengecualian, nama gue Raditya, tapi gue rasa gue gak patut buat ngenalin diri gue ke elu" lanjut anak itu yang ternyata bernama Raditya.

"Hah? Raditya? Raditya dika ya?" kata Mikey yang memang sekarang kupingnya belum dibersihin 1 bulan.
(gimana jadinya tuh... ngomong sama Mikey makin greget dah..)

"Aduh susah deh ngomong sama orang rendah macam lu" kata Rad yang mulai mengolok ngolok lagi.

Irene yang berdiri tak jauh dari mikeypun tanpa sengaja mendengar obrolan mikey dengan tetangga sebelahnya itu.

Otomatis Irene esmosi (eh maksudnya emosi) kepada anak tetangga sebelahnya itu.

"Well i think u alay bener ya, aslinya orang kayak lu itu jadi sampah masyarakat" kata Irene garang

Walaupun Irene anak yang baik dan terlalu banyak diam tapi kalau sekali marah nujubuneng, macan kabur denger ocehannya.
Irenepun menutup jendela yang tadi digunakan untuk berbicara dengan mahluk astral nan songong dirumah sebelah.

"Lain kali gak usah ngomong sama dia lagi songong gitu!" kata Irene menasehati Mikey.

Mikey yang memang otaknya sedikit lola hanya manggut manggut kepalanya (gerakan kepala keatas dan kebawah atau tanda setuju)
Angie melihat Adik kecilnya itu berwajah masam, segera ia menghampiri Irene.

"Kenapa?" tanya Angie

"Akhirnya aku ketemu orang yang sedikit waras disini" kata Irene lega

Angie sebenarnya tidak paham betul apa yang diucapkan adiknya itu tetapi ia memilih diam saja dari pada diejek gak waras? pikir Angie.

Mikey melangkah pergi meninggalkan adik adiknya menuju psp 4 kesayangannya, dan bermain GTA 5.

"Kamu kenapa?" ulang Angie

"Gak cuman sebel sama anak seberang songong banget pake ngejek ngejek ko mikey lagi" kata Irene sebal

"Oh biarin aja kali" kata Angie menenangkan " orang kayak gitu kamu tanggepin mau jadi greget tingkat dewa?" lanjut Angie

"Bukannya  keluarga kita udah greget tingkat dewa ya?"tanya Irene

Hening sesaat
Kedua perempuan itu melihat kedua orang tua mereka yang sedang bermalas malasan dikursi malas sambil berpelukan, Mikey yang sedang asik dengan dunia gamenya sediri dan jika ia mati tertembak ia akan mengucapka sumpah sarapah. Padahal disana sini penuh dengan bulu bantal yang berserakan akibat perang bantal greget.

Sontak mereka berdua tertawa bersamaan

<><><><><><><><><><><><><><><>Dirumah sebelah<><><><><><><><><><><><><><><>

"Kamu sedang apa?!" kata suara seorang lelaki galak

"Maaf pa aku cuman tadi ngobrol sama anak rumah sebelah sana yang gak tau diri" kata Raditya sambil menunjuk rumah keluarga greget

Ternyata laki laki itu ayah Raditya.
Ayahnya bekerja sebagai designer ternama diseluruh kota Bali.

Ayah Raditya bernama Daniel, ia memiliki ibu nan cantik bernama calley, dan ia juga memiliki saudara kembar bernama Nando.

"Well to the well well well omg hellooo Raditya apa papa pernah ngajarin kamu bicara sama orang miskin itu?" kada Daniel angkuh

"Enggak pa" kata Rad singkat.

"Hello whats up guys" sapa seorang anak laki laki dari depan pintu kamar Raditya

Laki laki itu tak lain tak bukan adalah saudara kembar Raditya sendiri, Nando.
Nando adalah anak yang bisa dikatakan memiliki otak yang lumayan sinting untuk anak seusianya, hanya beberapa orang saja yang bisa mengerti jalan pikirannya salah satunya Raditya.

"Kamu tidak sopan masuk tanpa mengetuk pindu dulu!" kata Daniel garang

 Daniel melepaskan ikat pinggang yang melilit dipinggangya, Rad yang melihat itu kontan mundur beberapa langkah dari tempatnya semula, sedangkan Nando sepertinya merencanakan sesuatu agar terhindar dari amukan sang ayah.

"Hei hei Dade woles dude. Dont hit me" kata nandi berkata seperti biasa

"Kau anak kecil!beraninya" kata Daniel mengambil ancang ncang untuk menebaskan sabuknya kearah Nando

"Hei dude jangan beng-ong (bengong) disitu aja yuk capsus" kata Nando kesaudaranya

Radityapun menanggapi apa yang diperintahkan saudaranya itu.
Tidak samai semenit mereka telah keluar dan berlari larian didalam rumah.

Terlihat Calley ibu mereka yang baru saja pulang dari kerjaannya.
Calley adalah model dariu sebuah majalah terkenal.

Nando mengarahkan lariannya kearah mamanya itu. Calley menyadari ada yang tidak beres mengapa kedua anknya berlari larian tanpa sebab itu bukan kebiasaan mereka.

"Mam ada hantuu" Triak Nando

"Hah hantu? mana mungkin?" kata Calley.

"Bukan mam masud nando papa lagi ngamuk megang megang ikat pinggang" kata Raditya menjelaskan kepada Calley.

Calley yang memahami situasi rumit dan pasti hanya perkara sepele yang dibesar besarkan
Sifat daniel memang slalu begitu karateristik yang egois dan menyebalkan.


"Oke kalian sekarang kekamar nando kunci pintunya jangan keluar apapun yang terjadi" kata Calley pada kedua anaknya itu.

Raditya dan Nandopun segera berlari menuju kamar Nando dan mengunci pintunya.

Terdengar triakan ayah meraka murka mencari cari mereka.

"Mana anak anak sialan itu?" kata Daniel garang

"Kenapa sih sayang?" kata Calley menenangkan suaminya.

"Bukan urusanmu" kata Daniel garang.

"jelas ini urusanku. mereka anak anakku juga" kata Calley ngotot

PLAK!!

Suara tamparan terdengar nyaring sekali sampai sampai serasa menggema diseluruh sudut ruangan.
Raditya serasa ingin lari menghapiri mamanya tetapi ia dihalang oleh Nando dan mengisyaratkan agar tetap diam ditempat.

"Kenapa?" tanya Calley serak.

"Dimana kamu sembuyikan anak anakmu itu?!" bentak Daniel

"Itu anak anakmu juga!" jawab Calley sambil membentak suaminya itu.

"Sekarang kau berani menentangku?" kata Daniel garang.

Calley hanya diam dan menunduk.

Tok Tok Tok

Suara pintu kediaman Danielpun berbunyi.
Daniel dengan enggan meninggalkan Calley dan menuju ke pintu.

Rad membuka sedikit Pintu tempat persembunyiannya

"Mam ayo sini" kata Rad bersuara kecil.

"Ayo buru Mam" kata Nandi aetengah berbisik

Calley pun melangkah kearah tempat persembunyian anak anaknya itu dengan hati hati.
Sesekali ia menengok kearah suaminya itu, suaminya tengah berbicara dengan seseorang sepertinya pembisnis.

Dengan sukses Calley berhasil kekamar Nando
Rad langsung menghampiri ibunya itu

"Mam mama gak papa?" kata Raditya kuatir.

"Gak papa kok gak usah kuatir sama mama. Mama kan kuat" kata Calley menenangkan anaknya itu.

"Bener mama gak papa?" kali ini Nando yang menghuatirkan.

"Ia nando" kata Calley.

Tak berapa lama kemudian Daniel kembali dan melihat istrinya sudah tidak ada ditempat, Daniel sangat terkejut karena ia hanya meninggalkan istrinya sebentar.

"Kemana kamu Calley!" kata Daniel smbil berteriak

Calley, Raditya dan Nandobmerasa panik dan keringat dinginpun mengucur keluar dari badan mereka.

Gimana ini pikir Raditya panik.
Mampus gue pikir Calley.
Jir sial banget gue pikir Nando.

Mereka terlalu hanyut pada pikiran mereka sendiri sehingga tidak terasa Daniel sudah meninggalkan ruang tamu dan mencari keruang lainnya.

Raditya yang menyadari dahulu refleks menghela nafas dengan keras karena dari tadi ia menahan nafasnya, Calley dan Nando mengetahui Rad kelihatan lega, Nandopun mengintip kearah luar.

Tiba-tiba munculah sepasang kaki didepan matanya. Nando menatap tertegun kearah kaki seseorang itu, lama lama ia mengandahkan kepalanya keatas dan keatas hingga mencapai wajah sang pemilik sepasang kaki.

Siapakah yang ada di hadapan Nando? apakah Daniel atau justru orang lain?
Nantikan sambungannya.













































































































































































Sabtu, 14 Juni 2014

mengusir roh yang tidak tenang chapt 5

Eliz kehilangan lumayan banyak darah.
Para guru yang berada di uks sudah melakukan pertolongan pertama yang harus dilakukan.

"Eliz sadar dong" kata Alexander lirih.

KRIEK!!!
Suara pintu uks terbuka.
Vivian dan Grace datang tergopoh gopoh.

"Napa tu si Eliz? gue denger denger kalian dateng Eliz dah kayak gini" Kata Vivian penasaran

"Kok bisa kayak gini sih?"  kata Grace panik

"Ceritanya panjang cuy."   Kata Alexander sedih.

KRING!!! KRING!!!
Bel tanda masuk pelajaranpun berteriak triak sampai sampai bisa membuat telinga orang yang mendengarnya dapat lumpuh seketika sistem pendengarnya #alay

"Udah sana masuk kelas kalian" kata Alexander.

"Tap..."  kata Vivian membantah.

"UDAH SANA MASUK" bentak Alexander.

"Kok marah?" Kata Grace takut bercampur bingung.

"Udah capcus yuk" kata Vivian sebal karena Alexander bersikap menyebalkan.

Tinggalah Alexander dan Elizabeth didalam UKS, diam membisu tanpa suara. Suasana serasa seperti dikuburan. Entah berapa lama suasana hening itu terjadi satu menit? dua menit? atau bahkan 1 jam? Alexander tidak mengetahui pasti berapa lama keheningan itu terjadi.

Suara yang bawel dan cempreng Eliz tidak mengisi ruangan UKS ini dan itu teramat janggal bagi Alexander. Tidak ada lagi suara yang memanggilnya panda, tidak ada lagi yang memarahi dia.
Perempuan yang ia sayangi terbujur lemah diranjang UKS ingin rasanya ia menangis, menangis karena perempuan itu hanya terbaring dan menutup matanya rapat rapat.

Tak terasa butiran demi butiran bening membasahi pipi Alexander, semakin lama semakin deras.
Alexander menangis tanpa suara, hanya dia dan tuhan yang tau bahwa ia menangis.
Setelah puas menangis ia jatuh tertidur disamping tubuh Elizabeth.

"PANDA!!!BANGUN DASAR KEBO" suara seorang perempuan yang sangat dikenal Alexander.

Seketika itu Alexander langsung meloncat dan menoleh dan mencari arah suara itu suara Elizabeth.
Ketika ia melihat tubuh Elizabeth masih ditempat dan mata tetap tertutup Alexander mendesah.

"Ternyata cuman mimpi bodohnya gue" kata Alexander pada dirinya sendiri.

"PANDA HADAP KEKANAN GRAK!" kata suara itu lagi suara yang sangat dikenal Alexander.

"Cuman kayalan" kata Alexander tapi dia tetap mengikuti kata kata itu.

Saat itu entah perasaan Alexander seperti apa antara bingung, sedih, tidak percaya atau senang. Ia melihat gadis yang ia suka menjadi seperti Melody hantu yang sudah tenang mantan penghuni gudang sekolah mereka.

"Eliz?!" kata Alexander yang tak sadar volumenya terlalu kencang, untung hanya dia seorang diri disitu atau ia akan dicap anak gila.

"Huff napa liatin kayak gitu?" kata Eliz sebal

"Gimana bisa?" kata Alexander yang sengaja memutuskan sebagian kalimat yang ia ingin bicarakan.

"Lu tanya gue, gue tanya siapa?" tanya Eliz pada Alexander.

"Kan pasti lu tau sesulOoatu yang terjadi sama lu" jawab Alexander

"Kayaknya sih gue antara hidup atau mati makanya bisa kayak gini. Bawa gue kerumahsakit dodol malah diem diUKS mau gue mati?" oceh Eliz panjang lebar

"Aduh gak jadi hantu gak jadi manusia sama sama suaranya cempreng abis" kata Alexander menggoda arwah Eliz.

"Zzzzz buruan" kata Eliz memaksa dan mendorong Alexander dengan paksa.

Arwah Eliz berjalan tanpa menapak atau bisa disebut Eliz melayang dengan memakai baju yang sama dan goresan dimana mana.

Tiba tiba muncullah seorang pria yang berwajah tampan, bertubuh jankung dan mengenakan pakaian serba hitam. Walaupun wajah pria itu tampan tetapi garis wajahnya menunjukan bahwa "jangan macam macam atau kubunuh. Aku ini pria bengis yang bisa melakukan apapun".

Serta merta Eliz merasa takut entah mengapa setiap menatap matanya seakan kehidupannya makin lama makin terkuras.

Tanpa sadar Eliz membuat Alexander seperti tamengnya ia berlidung dibawah punggung laki laki yang tegak itu.

Alexander yang menyadari bahwa Eliz ketakutan serta merta merasa sangat ingin melindunginya.

"Siapa lu?" Kata Alexander galak.

"Siapa gue? Lu gak kenal gue?" Kata laki laki itu tidak percaya.

"Emang apa pentingnya buat tau namalu siapa?" tanya Alexander cuek.

"KALIAN HARUS TAU RAJA KALIAN DIDUNIA AKHIRAT" kata cowok itu frustasi.

Eliz dari tadi hanya bersembunyi, bengong, dan tak percaya. Pikiran Eliz mulai berjalan jalan bukan pada tempatnya.

Eliz mulai berpikir "laki laki itu menganggap dirinya raja diakirat? Gila aja!"
Ingin rasanya ia berteriak pada laki laki itu tetapi apa daya dia terlalu takut pada pria itu.

Setiap kali menatap matanya Eliz merasa pria itu bisa saja langsung membawanya pergi ketempat yang paling keji yang tak bisa dibayangkan siapapun.

"Hem...gadis itu cantik juga" kata pria itu.

Eliz serta merta merinding sendiri mendengar perkataan pria itu. I tahu bahwa kejadian buruk kan segera terjadi.

"Hem mungkin loe lebih mending pas ada dibadan lu." Kata pria itu.

Serta merta Roh eliz serasa disedot oleh tubuhnya sendiri.

Eliz terbangun tersontak kaget digendongan Alexander. Eliz memeriksa tubuhnya sendiri, sekarang Eliz benar benar ada dibadannya sendiri bukan lagi berbentuk roh.

Eliz memandang pria itu yang mengisyaratkan "kenapa bisa?"
Laki laki itupun melihat mimik wajah Eliz dan ia melemparkan pandangan yang mengisyaratkan "kan sudah gue bilang gue raja akirat".

Alexander sangat terkejut tiba tiba Elizabeth bangun dari gendongannya.

Alexander senang karena kali ini ia bisa mengendong Eliz. Eliz asli bukan yang tidak ada roh.

Tanpa terasa tubuhnya bergerak sendiri. Wajah Alexander kian lama kian dekat. Elizabeth hanya bisa diam dan membisu. Tak sampai satu detik kemudian jarak antara mereka merabat. Mempertemukan bibir Eliz dan bibir Alexander.

Mereka berciuman tepat didepan pria aneh yang mengaku raja akirat.

"Sudah cukup" kata pria itu sebal.

Kontan Eliz dan Alexander terkejut dan menghentikan perbuatan mereka.
Muncul rona merah diwajah mereka.

Elizabeth merasa dirinya ditarik oleh tali tambang yang sangat kuat.
Elizabeth sekarang bukan berada didalam pelukan Alexander lagi tetapi raja akhirat.

"Gue bakal bawa gadis cantik ini, dia bisa kembali asal lu nemuin 1 roh yang hilang didunia ini" kata penguasa akhirat itu. "Oh ya BTW gue dharma" lanjut pria itu yg ternyata bernama dharma.

"Pak Darma?" tanya Alexander

"Dharma bukan Darma." kata Dharma kesal.

"Apapun lah" kata Alexander jutek

"Lepasin gue" kata Eliz sambil meliuk liukan badannya agar terlepas dari pelukan pria aneh yang bernama Dharma.

"Sebentar lagi sayang" kata Dharma kalem tapi tetap saja mengerikan.

"Ingar itu Alexander! temukan roh yang hilang dari dunia akhirat. datanglah kekerajaanku maka kubebaskan gadis cantik ini oh iya ini untuk menampung setannya. Arahkan saja dihantunya maka otomatis ia akan tersedot kedalam." kata Dharma mengingatkan sambil melempar sebuah botol kecil, mirip seperti botol arak china yang berukulan kecil.

Kemudian Dharma dan Elizabeth lenyap ditelan kegelapan.
Jason tampak tak percaya, bagaimana bisa ia menuju keakhirat.

"Kenapa harus terjadi" jerit Alexander tak tertahankan. Pelan pelan dalam hening air matanya jatuh bergulir ke pipinya. Penyesalan yang amat sangat membiarkan orang yang paling dia sayangi dibawa orang aneh yang mengaku raja akhirat.


BERSAMBUNG.......

Apa yang terjadi pada Elizabeth?
Apakah Alexander mampu mengembalikan arwah yang hilang itu?

Tunggu chapt selanjutnya XD.



























































Rabu, 04 Juni 2014

Mengusir roh yang tidak tenang chapter 4

*Tanah Kusir*
Pertarungan masih berjalan dengan sengit
Kedua belah pihak sudah terluka parah tetapi keduanya belum mau menyerah.

Alexander menatap seorang gadis yang ia sayangi. Penuh dengan luka dan darah yang telah mengering, begitu pula sebaliknya baju Ray terlihat seperti gelandangan.

Tenaga Ray sepertinya sudah terkuras habis, terlihat dari wajahnya yang letih dan keringat yang mengucur deras dari tubuhnya.

Tangan Ray menunjuk beberapa kuburan dan dari situ tiba tiba muncul pasukan tentara romawi bersosok hantu.

Tanpa Eliz ketahui para hantu itu melangkah maju dan secepat kilat menghebuskan pedang dan memberi luka pada tubuh Eliz.

"Shit cara licik" kata Eliz mengumpat.

"Hahahaha. Kalah?" Kata Ray tertawa tetapi terlihat letih.

Eliz berusaha bangkit berdiri tetapi usahanya sia sia saja. Para prajurit romawi memberi lukayang cukup parah pada kakinya.

Saat itu Alexanderpun maju dan melawan para tentara romawi, walaupun para hantu itu sulit dikalahkan tetapi mereka lama kelamaan musnah karena ditebas.

Alexander memperoleh "hadiah" kecil dari para hantu tadi yaitu luka berbentuk pedang yang terdapat pada lengan atasnya.

Pelan pelan luka berukiran pedang itu mengeluarkan darah segar, darah Alexander dengan jumlah yang cukup banyak. Dapat dipastikan jika Alexander manusia biasa ia akan mati karena kekurangan darah.

"Lu lu gak papa kan panda?" tanya Eliz kuatir.

"Its oke, gue ngalahin dia dulu oke?" kata Alexander.

"Ia hati hati" kata Eliz


"Hem...kalian sedang bertarung ya? Ya sudah tak apa. Yang kalah dari pertarungan ini Wajibmembersihkan kekacauan ini! Setuju?" Kata nenek itu 

"Setuju nek" kata Alexander.

"Sudah gak usah banyak bacot lu" kata Ray garang.

Sejalan dengan pertarungan itu banyak kerusakan yang timbul. Batu nisan rusak parah sehingga penghuni penghuni nisan yang rusak keluar.

Entah itu anak anak, kakek kakek, dan anak remaja mereka terus mengomel tanpa henti.

"Apa apaain ini?!" Kata seorang gadis dengan garang.

"Tempat tidurku..." kata seorang anak kecil sambil menangis.


Setelah kurang lebih 1/2 jam pertarungan itupun berakhir. Ray terkapar lemas tanpa daya.

"Nah masih mau lagi?" kata Alexander.

"Bagaimana bisa? lu cuman manusia biasa kan?" kata Ray

"Oh iya lu belum tau ya siapa gue" ingat Alexander.

Dalam sekejab muncul cahaya putih yang sangat menyilaukan sampai sampai RAy tidak bisa melihat satupun Roh yang muncul dari kuburannya.

Alexander telah berubah menjadi pria yang sangat sangat tampan. Dengan pakaiannya yang putih bersih, sayap yang sangat lebar dan putih  dan terdapat mahkota diatas kepalannya.

"Mahkota kerajaan?" tanya Ray.

"Yup aku pangeran Alexander dari negri cahaya/ surga" kata Alexander ringan "sebenarnya aku tak ingin menunjukan tubuh asli gue sama lu, yah dah terlanjur mau diapakan lagi." lanjut Alexander.

Ray hanya terdiam.

"Ya udah lu kalah lu yang harus membereskan kekacauan disini." kata Alexander sambil mengangkat Eliz.

"Ap...?!"  kata Ray terputus

Alexander dan Eliz sudah menghilang dari tanah kusir.

"Nah bersihkan sekarang juga kekacauan yang kau buat" kata roh nenek itu dengan galak.

"WHAT THE HELL!!!" triak Ray.

*Sementara itu disekolah*

KRING KRING

Bel tanda pelajaranpun berbunyi. Alexander berlari sambil menggendong Eliz.
Pak Darmapun melihat Alexander dan Eliz yang sedang digendongnya.

"Kenapa Eliz sampai berdarah begitu? murid putri paling bandel sesekolah?" tanya pak Darma ke Alexander.

"Ada sesuatu aja saya izin ke uks dulu pak. Bay the way badan bapak wangi parfum bagus deh" kata Alexander sambil berlari pergi.

Diam diam pak Darma tersenyum sendiri karena pujian anak didiknya itu

"Ternyata Eliz bandel tapi beri saran yang bener" kata pak Darma berbicara sendiri.

Setelah itu pak Darma melangkah kekelas 7D
Seperti biasa ia mengapsen murid muridnya.

Setelah mengapsen murid murid dikelas 7D pak Darmapun memulai pelajaran.

"Anak anak kumpulkan pr kalian " kata pak Darma.

Satu persatu murid kelas 7D maju kemeja guru.
Satu anak yang paling pintar dan polos akhirnya maju kedepan.

"Hem...bapak tumben baunya wangi?" kata anak yang polos itu.

Anak itu bernama Angelita. Dia pintar tapi polosnya minta ampunnatau bisa disebut ngomongnya nyeletuk aja.

Otomatis seluruh kelas tertawa mendengar celetukan Angelita .
Pak Darma yang mendengar tertawaan itu malah membalas perkataan muridnya itu.

"Ya dong kan bapak gak mau bau selamanya" kata pak Darma sambil tertawa.

Kontan seluruh kelas tertawa terbahak bahak dan kelas menjadi sangat gaduh karena murid murid tertawa sambil berbicara. (gak bisa bayangin zzz)

"STOP!!!" kata pak Darma marah. "Kalian mau pak Yusuf datang terus menghukum kalian?" tanya pak Darma.

"Gak mau" kata anak kelas 7D serempak.

Sedangkan 2 kursi kosong tak ada yang menggubris/ memedulikannya.

*Di UKS*

Alexander menunggu Eliz dengan setia sampai Eliz Sadar.
Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam berlalu.
Eliz tetap belum sadar dari pingsannya, tetapi Alexander tetap setia berada disisi Eliz

Eliz kehilangan lumayan banyak darah.
Para guru yang berada di uks sudah melakukan pertolongan pertama yang harus dilakukan.

"Eliz sadar dong" kata Alexander lirih.

KRIEK!!!
Suara pintu uks terbuka.

BERSAMBUNG...


 Apa Elizabeth akan bangun atau hidupnya berakhir selamanya?
siapa yang tau,
tunggu chapter selanjutnya.


*_*_*_*_*_*__*_*_*_*_*__*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*