"So pasti" kata Alexander yang berdiri dan ingin menuju roh anak perempuan itu.
Alexanderpun bangkit berdiri dan mulai melangkah, namun roh perempuan itu menjerit dengannya.
"Stop! mau apa kamu?!" kata roh anak itu.
Alexander hanya diam saja dan terus melaju kearah roh anak itu.
Anak perempuan itupun panik dan melemparkan segala benda didekatnya, Alexander terus menghindar dari terjangan roh gadis gila itu.
Setelah sampai didepan gadis itu Alexander berlutut
"Nama lu siapa?" tanya Alexander halus.
Roh gadis itupun kontan kaget dengan perilaku Alexander yang begitu baik padanya.
"Na...nama g...gue Melody" jawab Melody tergagap.
"Hem...nama yang bagus sama seperti orangnya cakep" kata Alexander memuji.
Melody merasa tersanjung akan perkataan Alexander yang begitu tulus tanpa paksaan sama sekali, iapun tersenyum senang.
"Tapi sayang 1 hal yang kurang" lanjut Alexander.
"Apa itu?" tanya Melody penasaran akan kekurangannya.
"em... tapi lu gak boleh marah" kata Alexander.
"iya gue gak bakal marah" kata Melody.
" lu tuh gak bisa maafin orang" kata Elizabeth yang tiba tiba menyambar pembicaraan Melody dan Alexander.
Melodypun terkejut atas perkataan Elizabeth. Yah memang benar ia tidak mudah memaafkan orang yang menyakitinya apalagi sampai membunuhnya didalam gudang ini, tapi untuk memaafkan orang-orang yang kejam itu sangatlah tidak mudah.
Melody hanya terdiam merenungi perkataan Elizabeth.
"Siapapun lu, gue mohon jangan bikin sekolah gempar" kata Vivian memohon.
"Ia kasian anak anak disini jadi takut ke gudang" kata Grace menambahkan.
Melody yang mendengarkan permohonan Grace dan Vivianpun mulai merasa bersalah.
"Elizabeth dia ngomong apa? Tanya Vivian.
"Oh gini aja deh mana kuping lu sama Grace" pinta Elizabeth.
Elizabethpun meletakan tangan disalah satu kuping mereka. Seketika itu juga bada Grace dan Vivian tersentak.
"Nah sekarang kalian sudah bisa dengar" kata Elizabeth.
"Tapi...untuk memaafkan mereka yang membunuhku tidaklah mudah..." kata Melody menangis sambil mengamuk.
Mendadak keluar angin yang cukup besar. Alexanderpun tersungkur dipojok dinding dan mulutnya mengeluarkan darah segar, Vivian dan Grace terpental kearah kursi kursi yang ditumpuk rapi. Hanya Elizabeth saja yang tidak terpental.
"Sudah cukup!" triakan Elizabeth menggema didalam gudang itu.
"Tidak ini belum cukup!" Kata Melody sambil melempar bangku siswa kearah Elizabeth.
Saat bangku itu hampir mengenai wajah Elizabeth, Elizabeth mengancungkan tangannya, dan seketika itu bangku itu berhenti dan melayang.
"Ka...kamu siapa?" kata Melody gugup.
"Bukan urusan lu" kata Elizabeth.
Vivian dan grace yang melihat kejadian itupun sangat terkejut, adakah manusia memiliki kekuatan seperti itu? tanya mereka dalam hati.
Seketika itu pula muncul sepasang sayap putih berukuran kecil dibelakang punggung Elizabeth.
Alexanderpun bangkit berdiri dan menghampiri
Elizabeth dan ikut bergabung dengannya.
Sekarang Alexander dan Elizabeth memiliki sayap putih berukuran kecil dipunggung mereka, dan itu sangat mengejutkan Vivian dan Grace.
"Ka...kalian malaikat?" tanya Vivian tergagap.
Elizabeth menoleh sambil tersenyum
"Bukan kami bukan malaikat kami hanya setengah manusia dan setengah malaikat" kata Elizabeth menjelaskan singkat padat.
"Mau apa kalian? mau memasukanku keneraka?!" triak Melody menjadi jadi.
"Tidak kami tidak akan memasukan kamu ke dalam neraka apabila kamu mau memaafkan mereka. Kamu mau?" Kata Alexander.
"Apakah bisa?" Tanya Melody
"Tentu saja bisa asal ada kemauan aja" kata Elizabeth meyakinkan Melody.
"Oke aku akan memaafkan mereka" kata Melody.
"Pilihan yang sangat bagus melody " kata Alexander.
"Sekarang tenanglah kamu disurga sana" kata Elizabeth.
"Trimakasih untuk kalian semua" kata Melody sambil tersenyum.
Seketika itu muncullah cahaya yang sangat terang, dan badan Melody sedikit demi sedikit menghilang ditelan cahaya itu dan mendadak gudang itu menjadi gelap seketika.
Elizabeth dan Alexander sudah kembali normal seperti anak anak manusia pada umumnya.
"Tadi itu bukan khayalan kan?" tanya Vivian.
"Bukan" kata Elizabeth tenang. "Kalian harus bersumpah demi sungai styx tidak akan membocorkan rahasia kami" lanjut Elizabeth
"Ya kami bersumpah demi sungai Styx" kata Grace semangat.
"Ya gue juga bersumpah demi sungai Styx gak akan bocorin rahasia lu berdua" kata Vivian santai.
Merekapun keluar dari gudang itu dengan paras muka yang bahagia.
Mulai sekarang digudang bukan tempat angker lagi pikir mereka semua.
Dari atas Melody tersenyum bahagia melihat mereka berempat.
"Trimakasih kalian sudah mengajariku arti memaafkan" kata Melody tulus.
~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~
The End
Petualangan Alexander, Elizabeth, Vivian, dan Grace masih akan berlanjut. Tunggu petualangan selanjutnya >_< .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar