Selasa, 16 September 2014

MY HUSBAND IS VAMPIRE

Well ketemu lagi nih hahaha ada yang kangen sama Author gak ya? well ngarep lol. oke gue buat cerita baru nih ada unsur dewasa so mohon kebijakan yang baca ya ^_^.  mengusir roh  bakalan dilanjutin kok tenang. oke langsung baca aja ya xoxo BTW jangan lupa di vote or coment
________________________________________________________________________________

Part 1

*Catheline pov*

Malam seperti biasa, kulewati dengan kesepian yang amat sangat. Semenjak mereka pergi meninggalkanku semua terasa beda. Hanya memori yang dapat kuingat dari mereka. Mama, Papa apa kalian rindu denganku? apa kalian bahagia disana? Tanpa terasa air bening jatuh dipipiku. Kuseka air mataku dengan kasar. Aku benci menangis, benci mengakui aku serapuh kapas, benci mengakui aku memerlukan seseorang yang dapat mehiburku, dapat memberiku arti kehidupan. Tetapi semakin lama aku menolak untuk menangis entah mengapa air mataku semakin deras membasahi kedua pipiku.
 Aku rindu kalian Mama Papa.




"Tuhan jika kau mendengarkanku aku mohon pertemukan aku satu kali saja dengan kedua orang tuaku, walaupun ini untuk terakhir kalinya." kataku dengan suara parau.

Seketika itu keadaan diluar rumahku serasa mencekam. Petir menyambar kemana mana seolah ingin mendatangkan sesuatu. Aku hanya menatap bingung bagaimana bisa ada petir tetapi tidak hujan sama sekali?
Dapat kulihat petir petir tadi mulai menyambar kearah rumahku refleks aku melompat mundur dari posisiku yang memang sedari tadi dekat dengan jendela kamarku.Lampu kamarku perlahan lahan meredup

"Oh ayolah jangan mati lampu diluar sangat menyeramkan" kataku seolah benda mati itu dapat merespon apa yang kukatakan. Aku berasa seperti gadis remaja yang gila.

Well lampu kamarku mati aku tegasin sekali lagi lampu itu mati meninggalkanku dengan kegelapan. Tega sekali kau lampu huhuhu. Dapat kurasakan suhu dalam kamarku berubah menjadi agak dingin dan agak seram.

Deg..Deg...Deg...
Duh jantung bisa gak sih gak maraton? mamaa putrimu lagi takut nih waaaaa (nangis bombai)
Dapat kurasakan sesuatu berada tepat dibelakangku. Mama!!!!Papa!!!! Elin takut.

"Mbak Kunti, mas Wowo  jangan gangguin Etline" kataku gemetaran.

"HAHAHA duh duh anak mama gak pernah berubah hahaha iya gak pa?" kata suara yang sangat familiar ditelingaku.

"Iya ma anak kita masih sama kayak 14 tahun yang lalu, gak kerasa putri kita udah besar" kata suara berat khasnya.

Gak mungkin. Mereka kan sudah pergi meninggalkanku, gak mungkin. Etline kau sepertinya mulai gila

"Tidak sayang kamu tidak gila. Apa kamu lupa kamu yang memanggil kami?" kata suara nan merdu dan indah.

Perlahan lahan aku berbalik dan kutemukan kedua orang tuaku tersenyum ramah. Perasaan bahagia sedih menjadi satu dihatiku tak karuan. Aku mencubit pipiku sendiri memastikan apa ini hanya mimpi atau tidak.

"Aw" pekikku karena aku merasa kesakitan. Well ternyata ini bukan mimpi, ini kenyataan mama papaku ada disini. Segera kuberlari kearah mereka berdua dan memeluk mereka. Sempat kuberfikir bagaimana hantu bisa disentuh wow pake bingits pake z pake x #alay

"Hahaha kamu sudah makan? makanmu teratur? baik baik saja kan kamu disini?" tanya mamaku bertubi tubi.

Aku hanya bisa memutarkan bola mataku dengan kesal, papa yang melihat reaksiku hanya tertawa ringan

"Well mom bisa tidak menanyakan pertanyaan satu persatu huh? bagian mana dulu yang harus kujawab?" kataku dengan wajah yang sengaja kutekukan

"Maaf mama terlalu cerewet ya? hahaha oke oke sayang jawab semuanya pertanyaan mama" kata mamaku dengan tertawa ringan melihat ekspresiku yang sebal.

"Well aku sudah makan, teratur pastinya nanti aku sakit lagi kalau telat makan, dan aku sangat baik baik saja walaupun aku sangat merindukan kalian" kataku manja.

"Cie yang manja hahaha" kata papaku dengan mimik wajah yang lucu.

Mama hanya mengelus dan mengacak ngacak rambutku sayang. Ia tersenyum tampak senyum bahagia terukir diwajahnya seperti 14 tahun yang lalu tak terjadi apa apa. Mengingat akan hal itu ingin rasanya aku membunuh mahluk keji itu yang tak segan segan membunuh mama dan papaku dan hampir membunuhku juga!

"Sudah sayang dendam tak akan membuahkan kebahagian malah kau akan merasa menyesal dengan apa yang kau lakukan"  kata Ayahku bijak.

"Tapi aku tak terima. Dia yang telah membunuh kalian dia wanita jalang! dia yang memisahkan kalian dari aku dan sekarang kau membelanya pa? what the fuck mengapa papa membelanya setelah ia membuat kau dan mama mati  heh?! kenapa kau tak menikah dan ikut dengan wanita jalang itu?! setidaknya sampai sekarang aku masih memiliki mama bukan sebatang kara seperti ini!" kataku dengan emosi yang memuncak diatas ubun ubunku.

Aku tak bisa berpikiran dengan jernih, otakku terus mengulang tragedi 14 tahun yang lalu. Aku bisa gila! gila karena otakku terus memutar memori itu bagaikan kaset yang rusak.

"Elin jaga bicaramu terhadap papamu!" bentak mama

Aku hanya bisa memandang tak percaya dengan apa yang dikatakan mama. Wajahku menegang, rahangku mengeras menahan emosi. Seuumur umur mama tak pernah membentakku. Kenapa mama sekarang? aku muak, muak dengan hidupku yang penuh drama dan kejadian yang tak masuk akal dikehidupanku seperti sekarang.

"Pergi" kataku dingin

Kedua orangtuaku menatapku tak percaya dan takut? what aku tak salah melihat mereka takut terhadapku? gak salah? Mamaku memasang wajah menyesal dan seperti ingin mengatakan sesuatu. Aku harus mencegahnya untuk bicara aku muak muak! muak dengan yang dilakukan mamaku.

"Maafkan mama" kata mamaku menyesal

"Pergi!" bentakku yang sukses membuat mama dan papa tercengang.

"Baiklah mama hanya akan berkata padamu jika kau keluar malam ini kau akan bertemunya"  kata mamaku

Aku hanya memandangnya bingung tak sampai sedetik kemuadian mereka menghilang dari hadapanku. Apa yang harus kulakukan? disatu sisi rasa penasaranku tak bisa dihindari kebiasaanku untuk kepo harus slalu terkabul tetapi disisi lainnya aku takut, sanagat takut.

Maaf mama,papa kuharap kalian mendengarku batinku dalam hati.

Dengan rasa kepo yang sangat luar biasa mengganggu aku melangkahkan kakiku keluar rumah. Tidak lupa aku mengunci rumah yang memang hanya ditinggalinya seorang diri. Kakiku terus melangkah dengan tak tentu arah, kubiarkan saja kemana kakiku mengajakku berjalan jalan.

"ARGGG" jerit seseorang wanita yang sedang berdiri didepan seorang pria.

Siapa dia? Siapa?

___________________________________________________________________________
sekian dulu ya mau masuk kelas bye :* 


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar