sesampai dikantin...
"Lama banget sih kalian" keluh Vivian yang rupanya dari tadi menunggu dengan tidak sabar.
Disamping Vivian Grace duduk manis sambil tersenyum. Elizabeth dan Alexanderpun duduk dan memesan makanan.
"Bang beli bakso 1 porsi pake mie, minumnya es jeruk" kata Elizabeth cuek kepada pedagang bakso
"Oke neng" kata abang bakso itu dengan semangat.
Alexander lebih memilih untuk mendatangi salah satu kios tempat makan di kantin itu, tak lama kemudian Alexander datang dengan membawa spagetty dan sebotol pepsi blue .
Pesanan Elizabethpun datang kemudian mereka makan dengan membicarakan hal tadi yang sempat tertunda.
"So kalian mau trima gak kerjaannya" tanya Vivian
"Guwehhhh.....muahhh tersuwerah wajah...." jawab Elizabeth dengan mulut penuh dengan Makanan
"Ngomong jangan sambil makan" nasehat Alexander
Setelah makanan Elizabeth habis iapun membalas perkataan Alexander
"Dasar panda bawelll" kata Elizabeth
"Jadi gimana? Jangan pacaran mulu envy nih gue" kata Grace yang kelihatan jelouse karena belum mempunyai pacar.
Grace memang bisa dikategorikan JONES ( Jomblo Ngenes) sepanjang abad.
Bagaimana Grace ingin mendapatkan pacar apabila setiap laki laki yang dekat padanya tangan melayang?.
"Sampe taon jebotpun lu juga gak bakal dapet pacar Grac" kata Elizabeth asal
"Kenapa gitu?" tanya Grace penasaran.
"Masih tanya lagi?!" Kata Elizabeth kesal, dan tak terasa suara Elizabeth terlalu keras dan membuat meja mereka menjadi pusat perhatian.
Elizabeth menutup mulutnya dengan tangannya yang tergolong kecil.
"Ngapain kalian liat liat?" kata Elizabeth galak.
Teman teman disekitarnya buru buru menyibukan diri sendiri. Yah maklum Elizabeth terkenal dengan perempuan yang galak dan jutek setengah mampus.
"Lol dibentak sama lu langsung pada ngacir" kata Vivian sambil tertawa.
"Sialan, bodolah siapa suruh kepo" jawab Elizabeth dengan cemberut.
Alexander hanya bisa geleng geleng kepala menyaksikan sikap sahabatnya itu.
Sebenarnya Alexander sudah menyukai Elizabeth semenjak gadis itu dekat dengannya.
Walaupun Alex mau menyangkal tidak menyukai Eliz tapi ia sangat tak bisa melakukan hal itu
Dia tidak pandai berbohong dihadapan Eliz.
Sekuat apapun dia berusaha berbohong entah mengapa Eliz selalu mengetahuinya.
"Cuy melamun aja" tegur Eliz.
"Eh... gak kok gak melamun cuman bengong" canda Alexander.
"Sama aja pea" kata Vivian gemas.
Alexander tertawa terbahak bahak hingga akhirnya ia terbatuk batuk.
"Makanya jangan ketawa kayak gitu" tegur Eliz
"Ia mami" kata Alexander.
"Lol mami. Sejak kapan lu jadi maminya liz?" kata Vivian sambil tertawa.
"Bodolah" jawab Eliz.
Beberapa saat meja mereka hening sejenak. Masing masing kalut dengan pemikirannya sendiri.
"Ehem ehem" kata seorang pria.
"Ray?" tanya Eliz.
Laki laki itu hanya terdiam sambil tersenyum.
"Ngapain lu kesekolah gue?!" Kata Eliz garang.
Murid murid yang mendengar bentakan Eliz kontan menoleh memandang Eliz dan pria muda kira kira sedang kuliah.
Kulit Ray sawo matang, berbadan tinggi, bertubuh tegak dan berwajah cukup tampan.
Ray dahulu adalah teman Eliz, tetapi karena Ray besikap kejam dengan menjadikan para hantu menjadi binatang dan memperalat mereka Eliz menjadi sangat benci terhadapnya.
"Cuy tenang mending gak bicarain disini" kata Ray.
Tak sampai sedetik dan menyamai kecepatan suara Ray dan Elizpun menghilang dari kantin.
~dikantin~
"Asem cepet banget kemana Eliz" kata Vivian.
"Hah? Gak salah liat nih gw" kata Grace masihtak percaya.
"Mau apa si Ray" omel Alexander.
Teman teman Eliz yang melihat kejadian itu menyimpulkan bahwa Eliz adalah cewek aneh atau penyihir.
~di Tanah kusir~
Tempat sangat sepi, tanaman tumbuh dimana-mana, termasuk ditanah tempat manusia yang sudah mati dikubur.
"Ngapain lu bawa gue kesini" bentak Eliz
Ray mengarahkan tangannya kearah sebuah makam, tak lama kemudian muncullah sosok tak asing yang ia kenal.
Seorang laki laki yang gagah perkasa
Yah orang itu bernama satji.
Lelaki itu sudah lama meninggal, dia adalah Teman baik Eliz semenjak dulu.
Tapi ada yang ganjal pada raut muka satji.
Dia terlihat murung dan dilehernya terikat sebuah kalung, kalung khusus untuk perbudakan setan.
Sekuat apapun setan itu ia akan merasa kesakitan yang luar biasa.
Kalung itu bernama necklace ghosts from hell.
Hanya orang orang yang berilmu tinggi yang bisa mendapatkan kemampuan membuat kalung itu.
"Ba...ba...bagaimana lu setega itu?!" Kata Eliz syok.
"Hahaha gampang saja" kata Roy sambil tertawa.
"Lu gak punya perasaan!" Kata Eliz.
Eliz menghapiri Satji dan berusaha melepaskan ikatan leher itu.
Tapi percuma sekuat apapun dia mengerahkan kemampuannya tetap tak bisa membuka sedikitpun.
"Lepasin kalung itu" kata Eliz
"Bakal gue lepasin kalau gue kalah lawan lu" kata Ray.
"Gue gak mau tarung sama lu!" Kata Eliz
"Kenapa?takut or lu lemah?" Ejek Ray.
"Lu yang maksa tanggung sendiri akibatnya" terima Eliz.
Duelpun dilakukan siapa pemenangnya
Tunggu chapter berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar