Jumat, 23 Mei 2014
Mengusir roh yang tidak tenang capt 3
"Lu yang maksa tanggung sendiri akibatnya" terima Eliz.
Duelpun dilakukan...
Eliz mengeluarkan sayapnya yang seputih salju, sedangkan Ray mengeluarkan juga sayapnya yang sepekat oli.
"Lu? sejak kapan?" tanya Eliz
"kaget? hahaha yah semenjak aku dikucilkan dari kalian gue diangkat oleh neraka" tawa Ray.
"Penghianat!" cerca Eliz.
Elizpun menyerang Ray dengan garang
"Hahaha akhirnya lu marah" tawa Ray
"Gak usah banyak bacot lawan gue" kata Eliz
Pertarunganpun sangat sengit, kedua belah pihak sama sama kuat, sama sama tidak ingin menunjukan kelemahannya.
*Sedangkan disekolah*
Murid murid kelas 7D sedang duduk dengan rapi dan dalam keadaan diam.
Sekarang waktunya pelajaran Fisika yang paling menyebalkan dan membosankan, diajar guru yang paling killer disekolah lagi #lol
Guru itu bernama bu Made guru yang berasal dari kota bali itu sangat tegas mendidik murid murid yang ia ajar. Tidak sedikit murid yang membenci ia karena seringnya ia menghukum murid dengan cara yang tergolong sadis.
Saat itu bu Made sedang mengapsen kelas.
"Alexander" kata bu Made
"Hadir" jawab Alexander.
Beberapa murid telah dipanggil tiba giliran Eliz
"Eliz" kata bu Made
Krik krik krik kelas hening tidak ada suara sedikitpun sampai kalian bisa mendengar suara angin yang berhembus dari jendela.
"Elizabeth" ulang bu Made untuk memastikan.
Tetap tidak ada jawaban sedikitpun
Kelas tetap hening.
Akhirnya bu Made memecahkan keheningan
"Jadi ada yang bisa menjelaskan kemana perginya Elizabeth?" tanya bu Made
"Saya" kata seorang gadis sambil mengangkat tangannya yang tergolong kecil juga.
"Oh kamu Gracia jelaskan pada ibu mengapa Eliz tak masuk kelas saya" kata bu Made
Gracia adalah ratu gosip, memiliki ciri ciri berbadan pendek, centil.
Dia adalah ketua geng dari "The Pretty Girl" alay bin najis #lol
"Jadi gini bu... saya denger denger nih dari temen temen saya ada cowok dateng kesekolah kalau gak salah namanya Ray.. ampun deh bu cowok itu ganteng banget perfect banget selera saya bangett" kata Gracia.
"Saya tidak peduli apa tanggapan tu cowok menurutmu, ibu tanya Eliz kemana! nilai masih belum bagus mikirin cowok mulu!" kata bu Made tegas.
kontan seluruh kelas tertawa karena baru kali ini Gracia kalah telak omongan dengan guru.
Muka Gracia otomatis merah padam karena tertawaan teman teman sekelasnya. Setelah dia menenangkan dirinya sejenak akhirnya warna wajahnya telah kembali berwarna normal.
"Yah saya kan cuman curhat dikit bu" kata Gracia "Pokoknya Eliz marah marah terus tuh cowok ngerangkul Eliz gak sampe sedetik mereka ngilang gitu aja nyamain kecepatan suara deh bu, keren abis" lanjut Grace singkat
"Jadi dia dibawa kabur sama laki laki itu? dan apa kecepatan suara? disunia ini tidak ada orang yang mampu menghilang secepat suara kecuali kalau dia itu muton" kata bu Made.
"Muton apaan bu?" tanya Gracia
"Muton itu manusia yang punya kemampuan khusus tapi nereka sudah menghilang beribu ribu tau yang lalu, sudah pernah diselidiki di amerika selatan yang meneliti darah mereka" kata bu Made menerangkan "tapi saya tidak tau pasti apa itu benar atau tidak" lanjutnya.
"Mana ada sih kayak gitu" komentar seorang laki laki berprilakuan tak senonoh
"Jaga ucapanmu Leosandro, saya hanya menerangkan berita dahulu keterangan jelas atau tidak saya juga tidak tau" kata bu Made marah.
Kring....Kringg...Kringg
Bel istirahatpun berbunyi, bu Made keluar kelas dengan wajah yang kesal.
"cuyy" triak Vivian dari kejauhan.
"Jangan berteriak dalam lorong sekolah" kata bu Made galak.
"Eh... maaf bu" kata Vivian sopan.
Setelah bu Made berlalu Vivianpun mendatangi meja Alexander diikuti ole Grace dibelakangnya.
Rupanya Alexander sedang memejamkan mata sambil menghadap keluar jendela.
"Gue tau" triak Alexander
"Eh eh tau apa?" kata Grace
"Eliz ada dimana" kata Alexander dengan suara yang cukup kencang sehingga menarik perhatian kelas.
"Gue harus pergi sekarang" kata Alexander
Dengan cepat Alexander pergi ketempat sepi disekolah.
Sedetik kemudian tempat itu tak meninggalkan sisa sisa keberadaan seseorang disana.
"Anjir si Alex kemana?" tanya Grace
"Mana gue tau pea" kata Vivian
"Ngalain setan tuh Alez sama Eliz" kata Grace
"yoi, dah yuk balik" kata Vivian
Akhirnya merekia berdua meninggalkan ruangan itu dan menuju kekantin
*Tanah Kusir*
Pertarungan masih berjalan dengan sengit
Kedua belah pihak sudah terluka parah tetapi keduanya belum mau menyerah.
Apakah Alexander mampu membantu memenangkan pertarungan Elizabeth dan Ray?.
Tunggu chapter 4
Selasa, 13 Mei 2014
Pacar baruku >_< (lanjutan dari cinta baruku)
Angelita
Hari begitu cepat berlalu, semenjak hari itu...
Hari dimana aku menolak cinta sahabatku sendiri..
Aku kehilangan seorang sahabat baikku saat itu juga.
Sedih? sempat aku merasa sedih tetapi aku berpikir "buat apa sedih teman masih banyak" hahaha mungki konyol opiniku itu but its me.
*Pagi pagi saat berangkat sekolah*
"cuy" sapa Eliz
Angelita terus melamun tanpa memedulikan sahabatnya itu.
Eliz yang mengetahui sahabatnya itu melamun mengambil tindakan "baik"nya
Eliz mengambil sebuah plastik minuman kemudian ia tiup plastik itu dan diikatnya.
Eliz pun kembali kearah Angelita dan menebuk plastik itu, dan....
*BUM*
Suara plastik meledak saat ditepuk, Angelita yang mendengar itu kontan terkejut dan melompat
iapun memandang sahabatnya itu dan...
"Apaan sih lu ngagetin orang aja tau gak" kata Angelita mengomel.
"Sapa suruh melamun jangan marain gue pea" balas Eliz kesal. "Napa sih lu?mikirin apa?" Lanjut Eliz
"Eh...em gak mikirin apa apa" dusta Angelita.
"Boong cerita!" desak Eliz
"Gak gue cuman lagi mikirin Hendrico" kata Angelita jujur.
Tak lama setelah Angelita menyebut nama Hendrico, Hendrico melangkah kekelas dan sekilas melihat Angelita, tetapi saat mata mereka bertemu Hendrico langsung membuang muka dan melangkah kebangkunya.
Hendrico walau belum tentu ia menganggap Eliz sahabat tetapi Eliz telah menganggapnya seorang sahabat.
Hendrico dan Angelita sekarang bermusuhan hanya karena masalah "cinta", seperti anak kecil saja pikir Eliz.
Tak lama kemudian ada seseorang pemuda yang mendekati Angelita, dia bernama Kiki.
Setelah kira kira 1 bulan menjalani PDKT akhirnyapun mereka pacaran hingga hari ini.
Kiki berbadan bongsor, pemain futsal dan yah memiliki muka tidak terlalu tampan dan tidak terlalu jelek.
Sifatnya konyol, suka bercanda, perhatian yah pokoknya idaman Angelita banget deh.
Sempat Angelita berpikir
Mengapa dulu ia menangis saat putus dengan maxi? Menyesal kehilangan maxi?
Yah begitulah cinta memang unik susah banget ditebak bahkan jika sekarang pacaran berjalan mulus mulus saja siapa tau akan berubah menjadi kelam?
Mau tau lanjutannya?
Kita tunggu sang pemeran utama melanjutkan cintanya >_<
Makasih, maaf jika yg ini sangat tidak jelas ceritanya ^_^
Minggu, 04 Mei 2014
mengusir roh yang tidak tenang chapt 2
sesampai dikantin...
"Lama banget sih kalian" keluh Vivian yang rupanya dari tadi menunggu dengan tidak sabar.
Disamping Vivian Grace duduk manis sambil tersenyum. Elizabeth dan Alexanderpun duduk dan memesan makanan.
"Bang beli bakso 1 porsi pake mie, minumnya es jeruk" kata Elizabeth cuek kepada pedagang bakso
"Oke neng" kata abang bakso itu dengan semangat.
Alexander lebih memilih untuk mendatangi salah satu kios tempat makan di kantin itu, tak lama kemudian Alexander datang dengan membawa spagetty dan sebotol pepsi blue .
Pesanan Elizabethpun datang kemudian mereka makan dengan membicarakan hal tadi yang sempat tertunda.
"So kalian mau trima gak kerjaannya" tanya Vivian
"Guwehhhh.....muahhh tersuwerah wajah...." jawab Elizabeth dengan mulut penuh dengan Makanan
"Ngomong jangan sambil makan" nasehat Alexander
Setelah makanan Elizabeth habis iapun membalas perkataan Alexander
"Dasar panda bawelll" kata Elizabeth
"Jadi gimana? Jangan pacaran mulu envy nih gue" kata Grace yang kelihatan jelouse karena belum mempunyai pacar.
Grace memang bisa dikategorikan JONES ( Jomblo Ngenes) sepanjang abad.
Bagaimana Grace ingin mendapatkan pacar apabila setiap laki laki yang dekat padanya tangan melayang?.
"Sampe taon jebotpun lu juga gak bakal dapet pacar Grac" kata Elizabeth asal
"Kenapa gitu?" tanya Grace penasaran.
"Masih tanya lagi?!" Kata Elizabeth kesal, dan tak terasa suara Elizabeth terlalu keras dan membuat meja mereka menjadi pusat perhatian.
Elizabeth menutup mulutnya dengan tangannya yang tergolong kecil.
"Ngapain kalian liat liat?" kata Elizabeth galak.
Teman teman disekitarnya buru buru menyibukan diri sendiri. Yah maklum Elizabeth terkenal dengan perempuan yang galak dan jutek setengah mampus.
"Lol dibentak sama lu langsung pada ngacir" kata Vivian sambil tertawa.
"Sialan, bodolah siapa suruh kepo" jawab Elizabeth dengan cemberut.
Alexander hanya bisa geleng geleng kepala menyaksikan sikap sahabatnya itu.
Sebenarnya Alexander sudah menyukai Elizabeth semenjak gadis itu dekat dengannya.
Walaupun Alex mau menyangkal tidak menyukai Eliz tapi ia sangat tak bisa melakukan hal itu